BERKEBUN DI LAHAN SEMPIT
Lahan yang sempit di pekarangan rumah, bukan
halangan bagi para penggemar bercocok tanam. Teknik hidroponik bisa menjadi
alternatif menanam berbagai macam sayur dan tetap memiliki waktu bersama
keluarga di rumah.
Alexander Mering, misalnya, warga Kota
Pontianak Timur ini, sudah dua bulan menanam aneka jenis sayur di teras hingga
belakang rumahnya. Tak satu jengkal pun lahan dibiarkannya kosong.
Di teras rumahnya, streofoam-streofoam bekas
disusunnya rapi menjadi medium bagi benih-benih sawi keriting, seledri, dan
sayur kucai, kangkung, cabai dan tomat. Kini, tak kurang dari satu bulan,
sayur-sayur itu sudah bisa siap dipanen oleh Mering dan kedua anaknya.
"Itu sawi keriting siap saya panen,
umurnya kira-kira antara 3 hingga 4 minggu baru bisa dipetik," kata Mering
kepada Bisnis, Sabtu (17/1).
Sementara, sayuran lainnya perlu menunggu
waktu lagi, setidaknya 1 hingga 2 minggu baru dipanen. Ada pula sayur lainnya,
yang sedang dalam masa penyemaian.
Sebelumnya, Mering menyulap lahan-lahan
kosong di depan, samping, dan belakang rumahnya untuk ditanami sayuran dan budi
daya ikan, dengan menggabungkan teknik aquaponik.
Sudah 2 tahun belakangan, pekarangan rumah
pria yang bekerja sebagai konsultan pemberdayaan masyarakat di salah satu NGO
asal Amerika Serikat ini, dipenuhi sayur-sayuran hijau, kolam ikan mas,
nila dan lele.
Selanjutnya, dia mencoba hal baru yaitu
metode hidroponik sebuah sistem pola tanam yang menurutnya, sangat mudah
dilakoni dan tidak menguras kantong.
Medium-medium pendukung untuk menanam pun
mudah diperoleh dari lingkungan sekitar rumah. Misalnya, gelas plastik mineral,
stereofoam bekas, plastik bekas es krim.
"Ini, dua stereofoam bekas, saya bikin
untuk 12 pokok sawi keriting. Dudukkan sawinya pakai plastik bekas es
krim," katanya menunjukkan kepada Bisnis.
Ini yang menarik, menurutnya, metode itu bisa
tanpa memerlukan tanah. Apabila, menanam sayur konvensional, biasanya tanah
adalah unsur yang paling utama dan tidak bisa dipisahkan dengan unsur lainnya.
Namun, Mering mengatakan dengan metode
hidroponik cukup dengan pasir, sabut kelapa atau disebut kokopit, arang sekam,
dan sedikit pupuk buatan yang dilarutkan dalam air. "Bibit dan pupuk
bisa dibeli di toko-toko pertanian," tuturnya.
Hal serupa juga dilakukan oleh petani sayur
lainnya yaitu Nurdiansyah. Bahkan pria yang bekerja sebagai supir untuk salah
satu apotik di Kota Pontianak ini, memiliki sesi kelas sendiri guna mengajarkan
para pemulung sampah menanam sayur dengan metode hidroponik.
"Saya tertarik membagi ilmu menanam cara
hidroponik sebagai sarana edukasi kepada pemulung," kata Nurdiansyah.
Tak hanya kepada para pemulung saja, dia juga
mengajarkan menanam sayur di pekarangan rumah tersebut.
Nurdiansyah menuturkan memulai menanam sayur
dengan metode itu sejak 6 bulan yang lalu.
Perlahan, dia juga sudah mengajak warga di
kompleks perumahannya untuk melatih menanam sayur dengan metode hidroponik.
"Siapa pun bisa hanya dengan botol bekas air mineral ukuran 600 mililiter
atau 1,5 liter, kita sudah bisa berhidroponik ria," ujarnya.
Lahan yang sempit di pekarangan rumah, bukan
halangan bagi para penggemar bercocok tanam. Teknik hidroponik bisa menjadi
alternatif menanam berbagai macam sayur dan tetap memiliki waktu bersama
keluarga di rumah.
Alexander Mering, misalnya, warga Kota
Pontianak Timur ini, sudah dua bulan menanam aneka jenis sayur di teras hingga belakang
rumahnya. Tak satu jengkal pun lahan dibiarkannya kosong.
Di teras rumahnya, streofoam-streofoam bekas
disusunnya rapi menjadi medium bagi benih-benih sawi keriting, seledri, dan
sayur kucai, kangkung, cabai dan tomat. Kini, tak kurang dari satu bulan,
sayur-sayur itu sudah bisa siap dipanen oleh Mering dan kedua anaknya.
"Itu sawi keriting siap saya panen,
umurnya kira-kira antara 3 hingga 4 minggu baru bisa dipetik," kata Mering
kepada Bisnis, Sabtu (17/1).
Sementara, sayuran lainnya perlu menunggu
waktu lagi, setidaknya 1 hingga 2 minggu baru dipanen. Ada pula sayur lainnya,
yang sedang dalam masa penyemaian.
Sebelumnya, Mering menyulap lahan-lahan
kosong di depan, samping, dan belakang rumahnya untuk ditanami sayuran dan budi
daya ikan, dengan menggabungkan teknik aquaponik.
Sudah 2 tahun belakangan, pekarangan rumah
pria yang bekerja sebagai konsultan pemberdayaan masyarakat di salah satu NGO
asal Amerika Serikat ini, dipenuhi sayur-sayuran hijau, kolam ikan mas,
nila dan lele.
Selanjutnya, dia mencoba hal baru yaitu
metode hidroponik sebuah sistem pola tanam yang menurutnya, sangat mudah
dilakoni dan tidak menguras kantong.
Medium-medium pendukung untuk menanam pun
mudah diperoleh dari lingkungan sekitar rumah. Misalnya, gelas plastik mineral,
stereofoam bekas, plastik bekas es krim.
"Ini, dua stereofoam bekas, saya bikin
untuk 12 pokok sawi keriting. Dudukkan sawinya pakai plastik bekas es
krim," katanya menunjukkan kepada Bisnis.
Ini yang menarik, menurutnya, metode itu bisa
tanpa memerlukan tanah. Apabila, menanam sayur konvensional, biasanya tanah
adalah unsur yang paling utama dan tidak bisa dipisahkan dengan unsur lainnya.
Namun, Mering mengatakan dengan metode
hidroponik cukup dengan pasir, sabut kelapa atau disebut kokopit, arang sekam,
dan sedikit pupuk buatan yang dilarutkan dalam air. "Bibit dan pupuk
bisa dibeli di toko-toko pertanian," tuturnya.
Hal serupa juga dilakukan oleh petani sayur
lainnya yaitu Nurdiansyah. Bahkan pria yang bekerja sebagai supir untuk salah
satu apotik di Kota Pontianak ini, memiliki sesi kelas sendiri guna mengajarkan
para pemulung sampah menanam sayur dengan metode hidroponik.
"Saya tertarik membagi ilmu menanam cara
hidroponik sebagai sarana edukasi kepada pemulung," kata Nurdiansyah.
Tak hanya kepada para pemulung saja, dia juga
mengajarkan menanam sayur di pekarangan rumah tersebut.
Nurdiansyah menuturkan memulai menanam sayur
dengan metode itu sejak 6 bulan yang lalu.
Perlahan, dia juga sudah mengajak warga di kompleks
perumahannya untuk melatih menanam sayur dengan metode hidroponik. "Siapa
pun bisa hanya dengan botol bekas air mineral ukuran 600 mililiter atau 1,5
liter, kita sudah bisa berhidroponik ria," ujarnya.
Selasa, 06 Oktober 2015
CETAK SECURITY PRINTING: Voucher dibuat dengan teknologi yang sulit dipalsu...
CETAK SECURITY PRINTING: Voucher dibuat dengan teknologi yang sulit dipalsu...: Voucher Voucher dibuat dengan teknologi yang sulit dipalsukan, seperti teknologi sabung, copy marker, hidden imag...
CETAK SECURITY PRINTING: Voucher dibuat dengan teknologi yang sulit dipalsu...
CETAK SECURITY PRINTING: Voucher dibuat dengan teknologi yang sulit dipalsu...: Voucher Voucher dibuat dengan teknologi yang sulit dipalsukan, seperti teknologi sabung, copy marker, hidden imag...
Langganan:
Postingan (Atom)